Minggu, 18 Desember 2011

Resensi Film: Alangkah Lucunya Negeri Ini (2010)

Satu lagi film sarat esensi karya Deddy Mizwar. Film ini mengangkat tema tentang persoalan anak jalanan yang masih butuh perhatian dari kita. Film ini bertema pendidikan, dalam alur ceritanya pemeran berniat untuk mengubah anak-anak yang berprofesi sebagai pencopet. Deddy Mizwar ingin mengingatkan kita semua tentang nasib anak jalanan yang juga menjadi tanggung jawab kita semua. Film yang dibintangi oleh Deddy Mizwar, Reza Rahadian, Slamet Rahardjo, Jaja Miharja dan beberapa bintang layar lebar lain ini begitu sederhana namun sarat esensi dan pesan-pesan. Oleh karena itu, mari kita simak resensinya.


Sejak lulus S1, hampir 2 tahun Muluk belum mendapatkan pekerjaan. Padahal ia ingin sekali punya pekerjaan yang bisa ia banggakan pada sang ayah. Meskipun selalu gagal tetapi Muluk tidak pernah berputus asa.

Suatu hari, Muluk tanpa sengaja memergoki anak jalanan yang sedang mencopet. Muluk pun berkenalan dengan pencopet cilik itu, Komet namanya. Berawal dari perkenalan dengan Komet, Muluk akhirnya tahu bahwa masih banyak anak-anak sebaya Komet yang berprofesi sebagai pencopet. Pertemuan dengan pencopet bernama Komet tak disangka membuka peluang pekerjaan bagi Muluk. Muluk kaget karena di markas itu berkumpul anak-anak seusia Komet yang pekerjannya adalah mencopet. Tak cuma berkenalan dengan pencopet-pencopet cilik, Muluk juga berkenalan dengan Jarot, bos para anak-anak jalanan pencopet ini. Selama ini Jarot mengorganisir anak-anak jalanan pencopet ini dengan rapi, bahkan ia membaginya dalam 3 kelompok, pencopet angkot, pencopet mall dan pencopet pasar.

Melihat kehidupan lain anak-anak jalanan, muncul ide di kepala Muluk. Ia menawarkan diri pada Jarot untuk mengelola keuangan para pencopet cilik ini dan mendidik mereka. Untuk itu, Muluk meminta imbalan 10% dari hasil mencopet, itu termasuk biaya untuk mendidik mereka.

Usaha yang dikelola Muluk berbuah, namun di hati kecilnya tergerak niat untuk mengarahkan para pencopet agar mau merubah profesi mereka. Kedekatan Muluk dengan para pencopet cilik ini, lama-lama membuat hati Muluk tergerak untuk mengubah nasib anak-anak jalanan ini. Ia pun mengajak dua temannya yang juga sarjana, Syamsul dan Pipit untuk bersama-sama mendidik para anak-anak jalanan dan mengubah pola pikirnya agar tak lagi jadi pencopet. Muluk membagi tugas mereka untuk mengajar agama, budi pekerti dan kewarganegaraan.

Sungguh sebuah film yang ditata oleh suatu kesadaran nurani pembuatnya. Sejujurnya menurut saya ini adalah film yang layak ditonton, tanpa perlu mengernyitkan dahi untuk memahami apa isinya.

3 komentar: